Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
JAYAPURA, tabloid andre - Aksi kekerasan bersenjata di
Papua makin menyebar. Saat situasi keamanan Kota Jayapura dan Wamena
belum sepenuhnya pulih, terjadi lagi penembakan di Kabupaten Kepulauan
Yapen, Kamis (7/6/2012) pukul 01.00.
Kejadian di bagian utara
Provinsi Papua ini menunjukkan makin menyebarnya lokasi penembakan dalam
tiga tahun terakhir. Selama ini kekerasan bersenjata kerap terjadi di
Jayapura, Timika, dan sejumlah wilayah pegunungan tengah, seperti
Wamena, Mulia, dan Paniai.
Menyikapi hal itu, kalangan DPR di
Jakarta, Jumat, meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serius dan
tegas menangani Papua. Anggota Komisi II DPR, Agustina Basik, menilai,
pemerintah sudah tidak memiliki wibawa di Papua. ”Saya meragukan
keseriusan pemerintah untuk menyelesaikan persoalan di Papua,” kata
Agustina yang juga anggota Kaukus Papua di Parlemen Republik Indonesia.
Paskalis
Kossay, anggota Komisi III DPR yang juga koordinator Kaukus Papua di
Parlemen RI, menambahkan, dalam sebulan terakhir, sudah 15 orang
meninggal karena ditembak di Papua.
”Jika Kepala Kepolisian
Daerah Papua, Pangdam Cendrawasih, atau pejabat Badan Intelijen Negara
tidak mampu mengendalikan keamanan di Papua, mereka perlu diganti,”
katanya.
Anggota Komisi I DPR, Tjahjo Kumolo, menilai, masalah di
Papua sangat kompleks dan aparat intelijen belum berkoordinasi dengan
baik.
Peristiwa di Yapen terjadi pada Kamis dini hari. Kepala
Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Ajun Komisaris Besar Yohanes
Nugroho Wicaksono mengungkapkan, korban penembakan adalah Brigadir La
Edi, anggota Polsek Angkaisera. Ia ditembak orang tak dikenal saat tugas
piket malam bersama lima rekannya. Sebutir peluru mengenai pinggang
kirinya. Kini, korban dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Biak.
Belum
dipastikan keterkaitan penembakan itu dengan penggerebekan tempat yang
diduga markas dan lokasi latihan anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM)
di Angkaisera, pekan lalu, oleh aparat TNI/Polri.
Situasi Wamena
Situasi
kota Wamena pascakonflik antara warga dan anggota Batalyon 756,
kemarin, berangsur membaik. Pegiat HAM Wamena, Theo Hasegem, mengatakan,
Bupati Jayawijaya W Wetipo bersama Kepala Polres Jayawijaya Ajun
Komisaris Besar Alvian telah bertemu dengan tokoh masyarakat. Mereka
sepakat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk membangun rasa
aman di Wamena.
Ada delapan butir kesepakatan, di antaranya
setiap kelompok diminta tidak saling memprovokasi dan pelaku penikaman
yang menewaskan anggota Batalyon 756, Pratu Ahmad Ruslan, dan seorang
warga Wamena, Eli Yoman, diusut melalui jalur hukum. Pemerintah setempat
juga memberikan santunan kepada korban dan memperbaiki rumah warga yang
rusak dalam konflik.
Kepala Penerangan Kodam Cendrawasih Kolonel
Ali H Bogra mengatakan, saat ini situasi Wamena membaik. Menurut dia,
anggota TNI tidak membakar rumah warga. ”Itu tidak mungkin, kami adalah
prajurit,” tuturnya. Ia menegaskan, anggota Batalyon 756 memang turun ke
Wamena untuk menanyakan kepada warga apa yang menyebabkan rekan mereka
ditikam. Namun, mereka segera kembali ke markas setelah diminta atasan
mereka.
Polda Papua, Kamis, menahan Ketua Umum Komite Nasional
Papua Barat (KNPB) Buchtar Tabuni. Buchtar Tabuni diduga bertanggung
jawab atas beberapa peristiwa kekerasan di Jayapura. Penangkapan itu
memicu aksi unjuk rasa pendukung Buchtar di DPR Papua.
Namun, situasi Kota Jayapura secara umum mulai kondusif pasca-tewasnya Teyu Tabuni (20), warga Dok V Jayapura.
Ketua
Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B) Bambang
Darmono saat dihubungi di Jayapura, Jumat, mengatakan, pembangunan Papua
dan Papua Barat memerlukan stabilitas. Ia berharap polisi mampu
mengamankan Papua.
Di Jakarta, Menko Polhukam Djoko Suyanto dan
Antie Solaiman dari Pusat Studi Papua Universitas Kristen Indonesia
menegaskan, dialog menjadi jalan yang efektif untuk menyelesaikan kasus
Papua karena dalam dialog, masyarakat Papua bisa bebas menyampaikan
aspirasi mereka. Hal ini diakui tidak mudah karena butuh pemahaman
tentang kultur dan kapasitas masyarakat Papua. (andre)
0 komentar:
Posting Komentar